Ketakutanku

Aku menulis setelah air mataku mengering, setelah sesak didada ini menghilang. Aku tidak tahu apa yang membuatmu berubah seperti ini, aku selalu bertanya mengapa kamu berubah? Apa salah dariku? Apa ada wanita lain? Apa aku sudah tidak menarik lagi? Banyak sekali pertanyaan yang selalu dalam pikiran ku.
Sudah sebulan lebih kamu bersikap dingin padaku, mungkin awalnya aku fikir kamu sibuk, kamu lelah dengan praktekmu.  Aku mengerti. Tapi yang tidak aku mengerti setelah praktek selesai mengapa kamu masih bersikap dingin kepadaku? Mengapa kau masih tidak mempedulikanku? Apa mungkin kamu bosan? Atau kamu sudah tidak sayang lagi?
Kini aku hanya bisa menulis untuk mengungkapkan isi hatiku, aku tidak berani untuk menanyakan kejelasan hubungan kita, aku takut hubungan kita segera berakhir. Aku takut untuk kehilangan semua kebahagiaan ku, aku takut untuk kembali sakit hati lagi. Memang kedengarannya egois tapi ini yang aku mau, walau sangat sulit menjalani hari-hari ini sendiri tanpa kabar dari mu.
Aku tak pernah berpikir bahwa kenyamanan ini akan berlanjut pada rasa takut kehilangan. Aku tak tahu apakah kenyamanan tumbuh karena kebosananku pada rutinitasku selama ini atau memang sosokmu sangat spesial yang sengaja dikirimkan tuhan untukku?
Aku tahu kau pun tak akan mungkin percaya ada cinta dimata seorang perempuan, yang kaukenal bisa mudah jatuh cinta dengan banyak orang. Ingin kujelaskan semua bahwa penilaianmu itu salah, kamulah orang yang telah membuat aku jatuh cinta kepada mu. Kamulah orang yang mampu membuatku tersenyum. Kamulah orang yang selalu aku fikirkan sebelum tidur dan ketika aku bangun, bahkan kamu satu-satunya orang yang aku fikirkan sepanjang hari.
Aku ingin terus selalu memelukmu, agar tidak pernah kehilangan kamu dan tak akan lagi merasakan luka ditinggal saat sedang cinta-cintanya. Aku ingin selalu menahanmu pergi. Disaat-saat itu juga kamu menghilang dan tanpa kabar. Aku selalu ingin agar waktu berhenti ketika kita bertemu, sehingga aku bisa lebih lama memandangimu, memelukmu, mengajakmu membicarakan mimpi-mimpi kita.
Air mataku kembali mengalir, pasti kamu bingung mengapa air mataku mengalir begitu deras? Sebenarnya, sederhana saja. Air mata ini jatuh bukan karena inginku, tapi keinginan hatiku yang tak ingin kamu pergi, tak ingin kita berakhir tanpa alasan yang tak jelas, tak ingin kita berhenti berjalan ketika diujung jalan sana, kita telah melihat cahaya terang.
Sekarang aku sedang ketakutan, takut kamu berubah ketika aku sedang merasa nyaman padamu. Aku takut kamu pergi ketika aku mulai meletakan disudut hatiku paling dalam. Aku takut kamu meninggalkan seseorang yang telah memperjuangkanmu.
Mungkin kamu fikir aku berlebihan, tapi inilah aku, perempuan yang mencintaimu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI LUMBAL SAKRUM DENGAN KLINIS LBP

Rindu tak terbalas

HBD Handaru!!!!!